Pada November 2015 di Kota Tanjungpinang terjadi inflasi sebesar 0,18 persen. Dari 23 kota IHK di Sumatera, tercatat sebanyak 19 kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Bukit Tinggi sebesar 0,83 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Bungo sebesar 0,07 persen. Sebaliknya, tercatat sebanyak 4 Kota mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 1,02 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Dumai sebesar 0,02 persen. Sedangkan secara nasional sebanyak 69 kota mengalami inflasi dan 13 kota mengalami deflasi.
Inflasi di Kota Tanjungpinang disebabkan naiknya indeks pada enam kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,18 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,45 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,12 persen; kelompok sandang sebesar 0,09 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,42 persen; serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan indeks jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Inflasi Tahun Kalender (Januari-November) 2015 di Kota Tanjungpinang sebesar 1,59 persen dan laju inflasi 'year on year' di Kota Tanjungpinang (November 2015 dibandingkan dengan November 2014) sebesar 4,43 persen.
Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tanjungpinang pada November 2015 mengalami kenaikan dari 121,01 pada Oktober 2015 menjadi 121,23 pada bulan ini atau terjadi inflasi sebesar 0,18 persen. Terjadinya perubahan harga pada 91 komoditi kebutuhan masyarakat menjadi pemicu terjadinya inflasi di Kota Tanjungpinang November 2015. Sebanyak 57 komoditi/jasa diantaranya mengalami kenaikan harga/tarif, antara lain: tomat sayur, sawi hijau, cabai rawit, cabai merah, gula pasir, kol putih/kubis, udang basah, kakap merah, celana panjang jeans, kangkung, pembersih/penyegar, tengiri, kemeja pendek katun, telur ayam kampung, beras, upah pembantu rumah tangga, tomat buah, lipstik, ayam goreng, terasi udang, makanan bayi, pelembab, bayam, vitamin dan gula merah. Sebaliknya, 34 komoditi lainnya justru mengalami penurunan harga/tarif, antara lain: nangka muda, tongkol/ambu-ambu, belanak, kacang panjang, cabai hijau, pelata, ketimun, buncis, celana pendek laki-laki, kembung/gembung, wortel, kacang tanah, pepaya, daging ayam ras, kaos dalam/singlet, selar/tude, baju kaos tanpa kerah/t-shirt, tissu, minyak goreng, rampela hati ayam, cabai merah kering, emas perhiasan, kentang, solar, jeruk, margarine, daging sapi, kakap putih, telur ayam ras, pengharum/pelembut cucian, pir, bensin, susu kental manis dan tarip listrik.